Skip to main content

SEPARUH DUNIA HANGUS: RUSIA DAN AMERIKA MULAI PERANG NUKLIR

Setiap krisis akhirnya diselesaikan demi perdamaian, tetapi dalam setiap kasus kedua belah pihak mengandalkan strategi berjudi, dan bertahan agar bisa  beruntung dan tetap hidup.

“Krisis” internasional saat ini mengondisikan umat manusia seperti hidup dalam  "ruang cemas" antara perdamaian dan perang. Ini didefinisikan oleh tiga hal: waktu, ancaman, dan kemungkinan kekerasan yang masive. Semakin pendek waktu, semakin besar rasa ancaman terhadap kepentingan-kepentingan penting seperti toleransi antar agama, politik, ekonomi, dan kemungkinan besar terjadi kerusakan fisik dan krisis global hebat yang tidak pernah kita saksikan sebelumnya. Menurut definisi ini tidak dapat berlangsung tanpa batas waktu: seperti istilah medis analog, artinya titik di mana segala sesuatu harus menjadi lebih baik atau lebih buruk. Misalkan krisis Juli 1914 hanya berlangsung beberapa minggu, tetapi menjerumuskan banyak Kekuatan Besar ke dalam perang global yang menghancurkan segalanya.

Selama Perang Dingin, "krisis" memiliki konotasi khusus, karena setiap momen konflik politik meningkatkan kemungkinan perang nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Setiap konfrontasi membawa potensi tidak hanya untuk perang, tetapi juga untuk pemusnahan peradaban manusia. Sementara ini,  kita melihat kembali periode-periode itu sekarang sebagai sebuah barang antik di museum yang membisu dan dingin, yaitu saat-saat  di mana mereka tercekam oleh rasa ketakutan eksistensial yang dahulu dan sekarang diperankan oleh para pemimpin kedua negara adidaya: Amerika dan Soviet.

Setidaknya hari-hari itu sudah berakhir. Atau mungkin tidak: pada saat ini, pasukan Rusia di bawah komando Presiden Vladimir Putin siap-siaga di perbatasan Ukraina, berhadapan dengan NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Jika mereka mulai bergerak ke barat, waktu, ancaman, dan minat akan bertabrakan sekali lagi. Eropa, dan dunia, akan terjerumus lagi ke dalam krisis nyata, yang belum pernah kita saksikan sejak Perang Dingin. Sebelum krisis berikutnya dimulai, mungkin perlu meninjau lima krisis terburuk dari Perang Dingin sebelum kita menemukan diri kita sekali lagi bermain dengan waktu untuk menghadapi perang brutal yang akan datang.

Mungkin inilah situasi yang akan kita hadapi. "Ketika saya pergi tidur di malam hari," kata Dean Rusk  pada tahun 1961, "Saya berusaha untuk tidak memikirkan Berlin, namun ketika bangun semua telah tiada."

 Kemungkinan buruk seperti itulah  Anda dan saya akan hadapi dalam kenyataan politik saat ini. Namun, sebagai orang beriman, marilah kita percayakan segalanya kepada Dia yang empunya kehidupan.

Gcb.